Trump tandatangani perintah untuk hapus aturan EV pemerintahan Biden


Jakarta (ANTARA) – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang mengisyaratkan niatnya untuk menghapuskan kebijakan kendaraan listrik (EV) pemerintahan presiden sebelumnya, Joe Biden, yang ia sebut sebagai “mandat”.

Trump juga menandatangani perintah yang mengisyaratkan niatnya untuk melemahkan standar emisi kendaraan, yang akan menjadi pukulan besar bagi lingkungan, lapor The Verge, Selasa.

Perintah tersebut merupakan salah satu dari rentetan tindakan eksekutif yang diambil oleh Trump segera setelah pelantikannya pada hari Senin (20/1), ketika ia mulai bekerja untuk membatalkan beberapa pencapaian pemerintahan Biden.

Ia juga mendeklarasikan “darurat energi nasional” dalam sebuah langkah yang dimaksudkan untuk melemahkan standar lingkungan dan memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk melakukan polusi dengan lebih bebas.

Trump menjabarkan niatnya menghilangkan “mandat kendaraan listrik (EV)” yang ia sebut untuk “mendorong pilihan konsumen yang sebenarnya”, berujung pada pertumbuhan ekonomi dan inovasi.

Baca juga: Hapus kredit pajak EV, Trump bakal izinkan pengeboran gas dan minyak

Ia menyebut akan mengakhiri, jika perlu, mengabaikan aturan emisi negara bagian yang dapat membatasi penjualan mobil bertenaga bensin, dan mempertimbangkan penghapusan subsidi yang lebih memilih EV daripada teknologi lain.

Kemudian, ia mengatakan akan menghentikan pendanaan untuk pengisian daya kendaraan listrik, dengan menjelaskan bahwa semua lembaga harus segera menghentikan pencairan dana yang dialokasikan melalui Undang-Undang Pengurangan Inflasi tahun 2022 atau Undang-Undang Investasi Infrastruktur dan Pekerjaan.

Penghentian pencairan dana juga termasuk dana untuk stasiun pengisian kendaraan listrik yang disediakan melalui Program Formula Infrastruktur Kendaraan Listrik Nasional dan Program Hibah Kebijaksanaan Infrastruktur Pengisian dan Pengisian Bahan Bakar.

Selain itu, lembaga juga ia haruskan untuk meninjau proses, kebijakan, dan program mereka untuk memberikan hibah, pinjaman, kontrak, atau pencairan keuangan lainnya dari dana yang telah dialokasikan tersebut.

Baca juga: Trump dikabarkan bakal pangkas dukungan pada mobil listrik

Trump juga mengarahkan para kepala lembaganya untuk mengidentifikasi peraturan yang “membebani” “pilihan konsumen atas kendaraan”, kemungkinan besar mengacu pada standar emisi knalpot kendaraan bermotor.

Ia memandat lembaga untuk memberikan perhatian khusus pada sumber daya minyak, gas bumi, batu bara, tenaga air, bahan bakar nabati, mineral penting, dan energi nuklir.

Trump secara rutin mencerca “mandat EV” selama kontes pemilihan presiden tahun lalu, berjanji untuk membalikkan kebijakan yang bertujuan untuk membuat kendaraan listrik lebih murah bagi konsumen.

Presiden AS tersebut membidik peraturan-peraturan yang memberi insentif pada penjualan EV sambil memangkas emisi gas rumah kaca. Di antara kebijakan yang menjadi sasaran Trump adalah kredit pajak federal untuk pembelian EV baru atau bekas.

Pada pemerintahan sebelumnya, Biden mengalokasikan lebih dari 7 miliar dolar AS (Rp114,3 triliun) dari Undang-Undang Pengurangan Inflasi untuk perluasan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik, serta miliaran kredit manufaktur untuk perusahaan yang membangun pabrik dan fasilitas baterai kendaraan listrik.

Baca juga: VW, BMW, Mercedes, Porsche alami risiko serius di bawah pimpinan Trump

Dalam melonggarkan emisi knalpot, Trump pada dasarnya memberikan lampu hijau kepada para produsen mobil untuk memproduksi lebih banyak kendaraan yang berpolusi.

Ini bukan yang pertama kalinya. Pada masa jabatan pertamanya, Trump mengarahkan Badan Perlindungan Lingkungan untuk melemahkan standar emisi yang diberlakukan oleh pemerintahan Obama.

Namun, industri otomotif telah menghabiskan miliaran dolar untuk pengembangan mobil listrik, dan mereka akan terus melakukannya.

Penjualan mobil listrik telah melambat selama beberapa tahun terakhir, tetapi mobil listrik tetap populer di kalangan pembeli.

Pada tahun 2024, konsumen AS membeli 1,3 juta mobil listrik, meningkat 7,3 persen dari tahun sebelumnya. Angka-angka tersebut tidak termasuk mobil hibrida. Pangsa pasar mobil listrik mencapai 8,1 persen dari penjualan mobil dan truk ringan di AS, meningkat 0,3 persen.

Baca juga: Reaksi para produsen mobil atas kemenangan Trump sebagai presiden AS

Sementara Trump memulai proses pelonggaran kebijakan EV yang sebelumnya dilakukan Biden, ia juga mengisyaratkan untuk meningkatkan upaya penambangan, terutama untuk “mineral non-bahan bakar, termasuk mineral tanah jarang.”

Bahan-bahan tersebut digunakan dalam teknologi persenjataan, elektronik, energi, dan transportasi canggih, termasuk kendaraan listrik, dan kemungkinan menjadi alasan Trump menunjukkan ketertarikannya pada Greenland, dengan kekayaan mineral tanah jarangnya.

Pembakaran bahan bakar fosil seperti bensin dan solar melepaskan karbon dioksida, gas rumah kaca, ke lingkungan.

Emisi ini telah terbukti menyebabkan perubahan iklim, yang meningkatkan cuaca ekstrem seperti kebakaran hutan, angin topan, dan banjir. Transportasi, termasuk penggunaan kendaraan pribadi, menyumbang sekitar 28 persen dari seluruh emisi gas rumah kaca di Amerika Serikat, menurut EPA (Badan Perlindungan Lingkungan AS).

Baca juga: Donald Trump ancam akan pajaki mobil China hingga keluar dari pasar AS

Pewarta:
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025



Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *