Ternyata Crypto Whale Picu Rebound Market Kripto, Ini Kata Analis


Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan pasar kripto yang lebih luas telah pulih secara substansial pasca crash market pada hari Senin (5/8).

Usai sempat amblas ke level US$49.000 pada tanggal 5 Agustus, Bitcoin sekarang diperdagangkan seharga US$57.375. Bernasib serupa, Ethereum telah kembali berdiri tegak di kisaran US$2.519 setelah sempat anjlok hingga serendah US$2.100 pada hari yang sama.

Sentimen Bullish Bertahan walau Ada Risiko Ekonomi Makro

Data dari Santiment menguak temuan bahwa massa memainkan peran besar dalam rebound kripto selama 30 jam terakhir. Analis mengaitkan rebound cepat ini dengan investor berskala besar, atau yang biasa disebut “crypto whale“. Kalangan investor raksasa ini terpantau telah giat membeli aset kripto ini beberapa waktu belakangan.

Data on-chain dari CryptoQuant mengungkap, lebih dari 404.000 Bitcoin telah berpindah ke alamat holder permanen dalam 30 hari terakhir. Ki Young Ju, CEO CryptoQuant, menyatakan bahwa ini “jelas akumulasi”. Ki juga menggarisbawahi arus masuk yang deras sebesar 40.000 Bitcoin ke sejumlah produk exchange-traded fund (ETF) spot AS selama 30 hari terakhir.

Crypto whale baru sedang mengakumulasi,” ujarnya.

Bitcoin Demand Change.
Perubahan Permintaan Bitcoin | Sumber: CryptoQuant

Tak berhenti sampai di situ, Ki juga menyorot nihilnya aktivitas jual besar oleh “crypto whale lama”. Kalangan investor ini merujuk secara khusus pada investor besar yang telah memegang posisi mereka selama lebih dari tiga tahun. Sang analis mencatat, kalangan crypto whale ini terekam menjual kepemilikan mereka ke crypto whale anyar selama periode Maret – Juni.

Meskipun ada sentimen bullish, Ki mengakui potensi risiko ekonomi makro yang dapat menyebabkan aksi jual paksa. Ia mengacu pada deposit besar seperti yang dilakukan oleh Jump Trading sebagai contoh. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa beberapa indikator on-chain berubah menjadi bearish namun masih berada di ambang batas.

Di tengah meningkatnya kekhawatiran soal masa depan pasar kripto buntut dari crash pasar baru-baru ini, Ki tetap optimistis. Ia percaya bull market masih tangguh.

“Jika pasar tidak kunjung pulih dalam dua minggu ke depan, saya akan mempertimbangkan ulang. Saya mengikuti smart money, jadi jika saya salah, itu berarti crypto whale anyar salah perhitungan ataupun meremehkan kondisi ekonomi makro,” ungkapnya.

Di sisi lain, Juan Pellicer, Peneliti Senior IntoTheBlock, menyita perhatian BeInCrypto soal arus masuk bersih stablecoin ke crypto exchange. Pada Selasa (6/8) saja, jumlah total stablecoin yang masuk mencapai US$0,99 miliar, rekor tertinggi sejak April 2023. Arus masuk bersih ini bermakna investor tengah giat menyetor stablecoin, yang pada umumnya mereka gunakan untuk membeli sejumlah aset.

Sementara, laporan terbaru dari CoinGecko semakin memperkuat kepercayaan ini. Platform menyatakan bahwa crash pasar kripto selama COVID-19 masih 5x lipat lebih buruk daripada crash market baru-baru ini.

“Dalam sepuluh tahun terakhir, koreksi pasar kripto global yang terburuk adalah penurunan -39,6% COVID-19 pada 13 Maret 2020. […] Sebagai perbandingan, penurunan terbesar pasar kripto hingga saat ini di tahun ini secara signifikan lebih ringan, hanya -8,4%, yang terjadi pada 20 Maret 2024,” demikian bunyi laporan tersebut.

Bagaimana pendapat Anda tentang kalangan crypto whale sebagai faktor pendorong rebound pasar ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *