NHTSA selidiki fitur cerdas milik Tesla yang membahayakan


Jakarta (ANTARA) – National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) yang merupakan lembaga di bawah Departemen Transportasi Amerika Serikat (AS), melakukan penyelidikan terhadap fitur “Actually Smart Summon” milik Tesla karena banyaknya laporan kecelakaan yang disebabkan oleh fitur tersebut.

 

Arena EV pada Kamis mengabarkan bahwa sistem navigasi parkir otomatis ini memang kerap kali mengundang banyak kontroversi, meski CEO dari Tesla yakni Elon Musk yang seringkali memuji kinerja dari fitur tersebut.

 

Menurut dia, fitur tersebut sangat menakjubkan karena kemampuan yang dimilikinya. “Actually Smart Summon” dapat dimanfaatkan untuk bermanuver di tempat parkir yang sempit, fitur ini juga telah digunakan oleh beberapa pemilik Tesla untuk memanggil kendaraan mereka dari seberang tempat parkir dan sering kali hanya untuk memberi kesan kepada khalayak.

 

Meski mengesankan banyak pihak, sistem ini menghadapi kritik karena kecepatannya yang dianggap masih terlalu lambat dan tidak efisien. Bahkan Kantor Investigasi Cacat (ODI) NHTSA, saat ini sedang memeriksa 16 dugaan kecelakaan yang melibatkan fitur tersebut.

 

Baca juga: Tesla Model Y baru diwartakan akan diproduksi di Shanghai Gigafactory

 

Baca juga: Luxeed S7 terbaru bisa jadi pesaing Tesla Model 3

 

Dalam insiden ini, pemilik Tesla mengklaim bahwa mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk menghentikan sistem dan mencegah tabrakan yang bakal mereka hadapi.

 

Yang semakin menambah kekhawatiran para pemilik, Tesla sama sekali tidak melaporkan kecelakaan ini ke pihak NHTSA.

 

Meskipun terdapat aturan jelas melalui Perintah Umum Tetap yang mengharuskan pelaporan kecelakaan yang melibatkan sistem mengemudi otonom (ADS) atau sistem bantuan pengemudi tingkat lanjut (ADAS) Level 2 di jalan umum.

 

Untuk menghindari itu semua, Tesla telah melobi untuk menghapus persyaratan pelaporan ini, dan ada indikasi bahwa hal ini mungkin terjadi di bawah pemerintahan baru.

 

Investigasi NHTSA akan berfokus pada beberapa aspek utama dari “Actually Smart Summon” seperti kecepatan maksimum yang dapat dicapai kendaraan saat fitur tersebut diaktifkan, batasan bawaan untuk penggunaan di jalan umum, dan persyaratan garis pandang.

 

Badan tersebut juga akan memeriksa fungsionalitas kendali jarak jauh kendaraan melalui aplikasi Tesla, dan potensi penundaan konektivitas yang dapat mempengaruhi jarak berhenti.

 

Selain itu, investigasi juga akan menilai kemampuan sistem untuk berfungsi di lingkungan jalan raya atau dalam kondisi pengoperasian yang tidak dirancang untuknya.

 

Untuk diketahui, ini bukan pertama kalinya fitur mengemudi otomatis Tesla membuat perusahaan tersebut terjerumus dalam masalah. Dalam hal ini, NHTSA juga masih menyelidiki fitur Autopilot dan Full Self-Driving Tesla.

 

Baca juga: Siasat polisi hentikan mobil semi-otonom Tesla yang sopirnya tertidur

 

Baca juga: Pengemudi Tesla tabrak & tewaskan pengendara motor diduga gunakan FSD

 

Pewarta:
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025



Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *