Ganda Campuran Berpotensi Dirombak usai Gagal Total di Indonesia Open 2024



loading…

Penampilan ganda campuran di turnamen Indonesia Open 2024 mendapatkan sorotan setelah tak ada wakil tuan rumah yang menginjakkan kakinya di semifinal / Foto: PBSI

Penampilan ganda campuran di turnamen Indonesia Open 2024 mendapatkan sorotan setelah tak ada wakil tuan rumah yang menginjakkan kakinya di semifinal. Terakhir, Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja, yang harus mengubur mimpinya naik ke podium juara usai dikalahkan unggulan keenam Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai, dua game langsung 16-21, 17-21 dalam waktu 42 menit di Istora Senayan, Jumat (7/6/2024).

Di turnamen BWF World Tour Super 1000, tuan rumah mengirimkan empat wakilnya di sektor ganda campuran. Mereka adalah Adnan Maulana/Nita Violina Marwah, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati, Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari.

Rehan/Lisa dan Rinov/Pitha bahkan lebih cepat melambaikan ke penonton di Indonesia Open 2024 setelah keluar di babak pertama. Sementara Adnan/Nita keluar di babak kedua.

Wakil terakhir yang terpaksa meninggalkan turnamen Indonesia Open 2024 adalah Dejan/Gloria. Hasil minor ini bukan hanya menjadi perhatian serius penggemar bulu tangkis di Tanah Air saja, tapi juga pelatih ganda campuran, Herry Iman Pierngadi (IP).

Herry IP bahkan memberikan sinyal untuk merombak skuad ganda campuran Indonesia usai Olimpiade Paris 2024. Ia menyebut memungkinkan untuk melakukan perombakan dengan berbagai pertimbangan.

“Kalau ada perubahan pasangan itu memungkinkan sekali, tapi saya juga harus bilang ke pemainnya seperti apa, apakah bisa dipertahankan, masih bisa bersaing enggak sih sama pasangan-pasangan top 10 lainnya? Enggak bisa langsung ubah,” ungkap Herry.

“Banyak faktor yang harus dipikirin, dari psikologis, dll. Enggak hanya sekadar cara bermain. Memang harus klop, tapi komunikasi juga penting. Kalau cara mainnya bagus, cocok, tapi individualnya enggak, kadang bisa jadi problem, menimbulkan masalah. Ketika kalah gimana, pasti kelihatan di situ. Kontrol emosi, ego, dan harus saling mengisi,” tambahnya.

Salah satu pasangan yang berpotensi besar untuk dirombak adalah Adnan/Nita. Setelah terbilang stagnan selama berpasangan, Herry memungkinkan Adnan/Nita untuk dipecah

“Mereka (Adnan/Nita) masih belum bisa bersaing dan mungkin ke depan harus dipikirkan lagi, mau terus atau pisah. Karena performa mereka cukup lama tapi enggak berkembang,” ucap Herry.

“Harus dipikirkan ke depannya seperti apa. Bisa dilihat dari kebutuhan. Saya enggak mau ambil keputusan untuk degradasi dengan cepat. Kalau ambil yang muda membutuhkan waktu lebih lama lagi,” tutupnya.

(yov)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *