loading…
Cindy Ngamba (kanan) dan pelatihnya. Foto: Bolton News
Cindy Ngamba lahir di Kamerun sebelum pindah ke Inggris di usia 11 tahun. Dia sempat bergabung dengan sekolah sepak bola putri sebelum akhirnya menemukan ketertarikan pada olahraga tinju.
Petinju lesbian ini berbicara secara terbuka tentang keputusannya meninggalkan Kamerun karena orientasi seksual ditolak pemerintah Kamerun. Meski berprestasi di level Olimpiade, Cindy Ngamba tetap tidak bisa diterima di kampung halamannya karena penyuka sesama jenis termasuk tindakan kriminal di Kamerun.
“Kamu bisa dibunuh, dipukuli, atau dipenjara. Saya tidak bisa kembali,” kata Cindy Ngamba dikutip Express.
Petinju berusia 26 tahun ini lolos ke Olimpiade pada April 2024 setelah mendapatkan sponsor dari Federasi Pengungsi Olimpiade dalam sebuah acara di Milan, Italia. Karena tidak punya negara yang menaungi, dia terpaksa berlatih di bawah arahan tim Olimpiade Inggris Raya.
“Jika bukan karena dukungan dari orang-orang yang melihat sesuatu dalam diri saya yang tidak saya lihat sendiri… Tidak peduli seberapa keras kamu mencoba, itu adalah orang-orang yang memulai ini untuk saya,” pungkasnya.
“Beradaptasi dengan gaya hidup di sini sangat sulit. Kemudian menjadi dewasa dan membutuhkan dokumen untuk melangkah ke tahap berikutnya, membuat kasus saya ke Home Office dan gagal berkali-kali, itu sangat, sangat sulit.”
(sto)