CATL umumkan perkembangan baterai natrium generasi kedua


Jakarta (ANTARA) – Kepala ilmuwan perusahaan produsen baterai CATL, Wu Kai mengumumkan bahwa baterai natrium generasi kedua akan diluncurkan pada tahun 2025.

Dilaporkan Carnewschina pada Senin (18/11) waktu setempat, Wu Kai dalam acara World Young Scientists Summit menjelaskan perbedaan utama baterai natrium-ion generasi kedua adalah baterai tersebut dapat dikosongkan secara normal pada suhu yang sangat rendah, yakni -40 derajat celcius.

Selain itu, baterai tersebut telah menunjukkan kinerja keamanan yang lebih baik dan ketahanan terhadap suhu rendah dengan tetap mempertahankan kepadatan energi.

Saat ini, kepadatan energi resmi dari baterai natrium-ion baru tersebut belum dilaporkan, namun diketahui bahwa CATL bertujuan untuk melampaui 200 Wh/kg.

Baca juga: CATL Luncurkan “Freevoy Super Hybrid Battery”, Era Baru Mobilitas Berkelanjutan

Meskipun baterai tersebut akan diluncurkan pada tahun 2025, produksi massal diperkirakan baru akan dilakukan pada tahun 2027.

Ilmu di balik baterai natrium besi mirip dengan litium-ion, dengan menyimpan energi listrik untuk pergerakan ion antara elektroda positif dan negatif.

Saat ini, baterai natrium-ion memiliki karakteristik yang lebih baik dalam hal keamanan dan ketahanan suhu rendah, tetapi baterai ini tidak memiliki kepadatan energi setinggi litium-ion.

Oleh karena itu, hal ini memberi baterai natrium-ion keunggulan dalam penggunaan di wilayah dingin.

Secara teori seharusnya ada juga keunggulan biaya, tetapi saat ini baterai natrium-ion lebih mahal daripada baterai litium-ion.

Baca juga: Baterai baru keluaran CATL masa pakainya hingga 15 tahun

Hal ini sebagian besar disebabkan oleh skala ekonomis untuk baterai litium-ion, sementara baterai natrium-ion, di sisi lain, diproduksi dalam jumlah yang lebih kecil dan kurang efisien.

Yang lebih menghambat perkembangan adalah jatuhnya harga litium baru-baru ini.

Sementara itu, awal tahun ini BYD menyampaikan pengembangan baterai sodium-ion BYD telah memasuki tahap kedua seputar (pengurangan) biaya, dan biaya BOM (bill of materials)-nya diharapkan setara dengan baterai lithium iron phosphate pada tahun 2025 dan akan kurang dari 70 persen dari baterai lithium iron phosphate dalam jangka panjang.

Diketahui, CATL mendemonstrasikan baterai sodium-ion generasi pertamanya pada tahun 2021.

Baterai ini menarik perhatian media yang luas karena kepadatan energinya yang tinggi, kemampuan pengisian cepat, stabilitas termal yang sangat baik, dan kinerja suhu rendah yang baik.

Saat itu, Robin Zeng selaku CEO CATL mengatakan bahwa tujuan riset dan pengembangan untuk baterai sodium-ion generasi berikutnya adalah agar kepadatan energinya mencapai lebih dari 200 Wh/kg.

Tidak jelas berapa banyak baterai sodium yang telah digunakan dalam situasi dunia nyata.

Namun, diketahui bahwa produsen otomotif Chery dan JAC telah meluncurkan mobil menggunakan baterai tersebut, dan Aida dan Yadea telah menggunakannya pada skuter.

Laporan mengklaim bahwa baterai natrium-ion generasi kedua CATL akan menggantikan 20 hingga 30 persen baterai lithium-ion fosfat pada kendaraan kecil atau jarak pendek.

Pada bulan Januari 2024, BYD (Xuzhou) memulai pembangunan proyek baterai natrium-ion dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 30 GWh.

Awalnya, proyek ini dimaksudkan untuk memproduksi baterai dengan kepadatan energi 105 Wh/kg, yang kemudian meningkat menjadi kepadatan 130 Wh/kg.

Hal ini membuat klaim baterai CATL generasi kedua dengan 200 Wh/kg tampak tidak mungkin.

Baca juga: Avatr 07 dan Neta L yang pertama gunakan baterai Freevoy dari CATL

Baca juga: CATL China luncurkan baterai baru untuk kendaraan hybrid

 

Pewarta:
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024



Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *