Jakarta (ANTARA) – Grup Volkswagen (VW) yang tidak asing dengan sistem penyimpanan energi baterai (BESS), menggunakannya sebagai bagian dari pusat pengisian daya Audi di Eropa.
Sistem penyimpanan berbasis hub menggunakan baterai kendaraan listrik (EV) bekas yang telah didaur ulang, meningkatkan kemampuan hub pengisian daya untuk menyediakan listrik untuk EV selama jam-jam sibuk, sehingga mengurangi ketergantungannya pada jaringan listrik.
Namun VW sekarang ingin masuk ke bisnis penyimpanan energi dalam skala yang jauh lebih besar, lapor Autoweek, Jumat (7/6).
Baca juga: VW akan sediakan penyimpanan baterai di 100 stasiun pengisian di Amerika
Baca juga: Target rendah karbon, kapasitas penyimpanan energi di China diperluas
VW Group mengungkapkan bahwa unit pengisian daya dan energi Elli, bersama dengan mitranya, akan membangun dan mengoperasikan sistem penyimpanan energi berskala besar, dengan proyek terbesar yang direncanakan bertujuan untuk kapasitas penyimpanan 700-MWh.
Tujuan akhir dari sistem tersebut adalah untuk menyimpan energi dari sumber terbarukan dan menjualnya ketika dibutuhkan oleh pelanggan.
“Kami melihat potensi finansial yang tinggi di area bisnis ini dan kesempatan untuk mengembangkan Elli menjadi penyedia energi holistik di Eropa,” kata CEO Elli Giovanni Palazzo.
VW menunjukkan bahwa pada tahun 2023 saja, sekitar 10.500 GWh tidak dihasilkan dari sumber listrik terbarukan karena kurangnya penyimpanan di Jerman.
BESS skala industri akan menyelesaikan masalah ini, menyimpan energi yang cukup untuk memberi daya pada lebih dari 3,2 juta mobil listrik dalam satu tahun, kata produsen mobil tersebut.
VW telah mengambil langkah untuk menjadi produsen baterai, setelah mengungkapkan rencana untuk membangun pusat produksi baterai di sejumlah wilayah, termasuk Amerika Utara, di samping berupaya mengamankan pasokan bahan baku baterai.
Dengan rencana untuk berinvestasi dalam BESS skala industri, VW juga melihat ke masa depan pengisian daya off-grid untuk EV, yang akan membuat pusat pengisian daya terhubung ke sumber energi terbarukan seperti turbin angin lepas pantai.
“Jerman dan Eropa membutuhkan solusi penyimpanan yang memadai untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, mengimbangi pasokan energi terbarukan yang tidak menentu, investasi kami dalam sistem penyimpanan baterai stasioner merupakan kontribusi yang signifikan,” kata Anggota Dewan Volkswagen Group untuk Teknologi, Thomas Schmall.
Masih harus dilihat seberapa cepat VW akan dapat membangun BESS skala besar, dan wilayah mana yang dapat memperoleh manfaat paling awal.
Saat ini, rencana VW Group merupakan langkah ke arah penciptaan ekosistem EV yang lebih besar, tetapi area perumahan juga dapat memperoleh manfaat darinya jika semua berjalan sesuai prediksi VW.
Upaya BESS skala kecil yang melibatkan pusat pengisian daya seperti yang dilakukan oleh Audi dan Porsche juga tampaknya akan diminati dalam jangka panjang, karena masalah dengan jaringan pengisian daya pihak ketiga terus menekan momentum adopsi EV.
Sistem penyimpanan skala industri pertama seperti itu dapat mulai beroperasi di Jerman pada awal tahun depan, demikian prediksi VW Group.
Baca juga: Industri penyimpanan energi alami percepatan di China
Baca juga: Pusat litbang Volkswagen di China catatkan perkembangan menjanjikan
Baca juga: XPeng dan Volkswagen jalin kolaborasi untuk arsitekrtur ev masa depan
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024