Jakarta (ANTARA) – Nama pengusaha Riza Chalid kembali menjadi perbincangan publik setelah putranya, Muhammad Kerry Adrianto Riza (MKAR) ditetapkan sebagai tersangka dalam dugaan kasus korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pada tahun 2018-2023.
Kejaksaan Agung (Kejagung) bahkan telah menggeledah rumah Riza Chalid yang berlokasi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Selasa (25/2). Berdasarkan hasil penyelidikan, MKAR diduga memiliki peran sebagai Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa dan bertindak sebagai perantara dalam memenangkan lelang impor minyak mentah.
Bersama dua tersangka lainnya dari pihak swasta, MKAR disebut-sebut telah menetapkan harga lebih tinggi sebelum proses lelang dimulai, yang berimbas pada kerugian negara. Saat ini, MKAR telah resmi ditahan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Salemba.
Lantas bagaimana sosok dari Riza Chalid? Berikut adalah profilnya, yang telah dilansir berbagai sumber.
Baca juga: Jaksa agung akui sulit panggil Riza Chalid
Mohammad Riza Chalid, atau yang lebih dikenal sebagai Reza Chalid, adalah seorang pengusaha Indonesia yang menjalankan bisnis di berbagai sektor, mulai dari ritel mode, perkebunan sawit, industri minuman, hingga perdagangan minyak bumi. Berkat dominasinya dalam impor minyak, ia mendapat julukan “Saudagar Minyak” atau “The Gasoline Godfather.”
Lahir pada tahun 1960, Riza aktif dalam bisnis impor minyak melalui anak perusahaan PT Pertamina, yaitu Pertamina Energy Trading Limited (Petral). Pada tahun 1985, ia menikah dengan Roestriana Adrianti atau yang akrab disapa Uchu Riza.
Selama menjalani kehidupan rumah tangga, keduanya lebih banyak menghabiskan waktu di Singapura. Pada 2004, pasangan ini mendirikan sebuah sekolah di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan. Kemudian, pada November 2007, mereka juga membangun tempat bermain anak. Dari pernikahan tersebut, Riza dan Uchu dikaruniai dua anak, yakni Muhammad Kerry Adrianto dan Kenesa Ilona Rina.
Nama Riza Chalid kerap dikaitkan dengan berbagai kontroversi bisnis perminyakan, khususnya terkait Petral yang berbasis di Singapura. Bisnis-nya diperkirakan menghasilkan sekitar US$30 miliar per tahun, sementara kekayaannya ditaksir mencapai US$415 juta. Angka tersebut menjadikannya sebagai orang terkaya ke-88 dalam daftar Globe Asia tahun 2015.
Baca juga: Kejagung sita dokumen dan uang tunai di rumah Riza Chalid
Di dunia perminyakan, Riza memiliki sejumlah perusahaan yang beroperasi di Singapura, seperti Supreme Energy, Paramount Petroleum, Straits Oil, dan Cosmic Petroleum.
Selain itu, pada tahun 1997, ia pernah mewakili PT Dwipangga Sakti Prima perusahaan milik Mamiek Soeharto dan Bambang Trihatmodjo dalam pembelian pesawat Sukhoi di Rusia. Perusahaan ini sebelumnya terseret kasus mark-up pengadaan pesawat Hercules pada 1996.
Dalam perjalanan tersebut, Riza didampingi sejumlah tokoh, termasuk Ginandjar Kartasasmita dan Jenderal Wiranto. Nama Riza juga sempat mencuat dalam kasus yang menyeret Ketua DPR RI, Setya Novanto, terkait polemik perpanjangan izin operasi PT Freeport Indonesia, perusahaan tambang emas besar yang telah beroperasi di Papua sejak 1966.
Selain itu, ia disebut-sebut memiliki peran dalam Pemilu 2014 sebagai salah satu pendukung dan penyokong dana untuk Prabowo Subianto. Bahkan, ia diduga terlibat dalam pendanaan tabloid kontroversial Obor Rakyat serta pembelian Rumah Polonia, yang menjadi markas tim sukses pasangan Prabowo-Hatta.
Keterlibatan-nya dalam berbagai isu strategis, terutama yang berkaitan dengan politik dan bisnis energi, membuat Riza Chalid menjadi sosok yang kerap dibicarakan.
Meskipun jarang muncul di hadapan publik, pengaruhnya dalam dunia perdagangan minyak serta jejaring politiknya tetap menjadi perhatian banyak pihak. Hingga kini, namanya terus dikaitkan dengan berbagai manuver bisnis yang melibatkan kepentingan besar, baik di dalam negeri maupun di lingkup internasional.
Baca juga: Staf Air Asia akui diperintah sekretaris Riza Chalid loloskan Eddy Sindoro
Baca juga: Kejagung geledah rumah Riza Chalid terkait kasus minyak mentah
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025