Ethereum (ETH) tengah mengalami penurunan minat selama beberapa bulan terakhir. Perlambatan dalam aktivitas blockchain ini menyebabkan berkurangnya burn rate Ether, yang pada akhirnya meningkatkan pasokan koin yang beredar sekaligus memberi tekanan turun pada harga.
Dalam laporan terbarunya, firma riset aset digital 10X Research mengungkap beberapa alasan yang mungkin berada di balik tren ini.
Kilau Ethereum Mulai Pudar
Dalam laporan terbarunya, 10X Research menyoroti penurunan imbal hasil staking di jaringan Ethereum sebagai salah satu faktor utama yang membuat surut aktivitas blockchain. Misalnya, Annual Percentage Rate (APR) bagi pengguna di Lido—penyedia staking terbesar Ethereum—telah turun secara konsisten sejak Agustus dan kini bertengger di angka 2,90%.
Laporan tersebut juga menunjukkan tren ini dipicu oleh melonjaknya popularitas token meme berbiaya rendah di blockchain lain seperti Solana. Akibatnya, banyak holder ETH kini melihat staking hanya sebagai sumber pendapatan tambahan dan bukan sebagai pemicu keterlibatan dalam ekosistem yang lebih luas.
Selain itu, hadirnya opsi keuangan tradisional (traditional finance / TradFi) dengan imbal hasil tinggi turut memangkas minat untuk staking ETH di jaringan Ethereum.
“Dengan suku bunga TradFi (seperti hasil Treasury AS 2 tahun pada 4,1%) yang jauh melebihi imbal hasil staking ETH di 2,9%, para holder Ethereum menghadapi penurunan nilai secara perlahan. Minimnya permintaan untuk ETH mengurangi nilai kolateralnya dalam USD, Bitcoin, dan tolok ukur lainnya, serta mengurangi daya tarik keseluruhan,” terang 10X Research.
10X Research mencatat adanya lonjakan aktivitas Ethereum sesaat setelah pertemuan FOMC September, namun momentum tersebut telah memudar. Jika Donald Trump memenangkan pemilu mendatang, yield Treasury AS yang tinggi dapat terus melampaui imbal hasil staking ETH. Hal ini pada gilirannya memberi tekanan lebih lanjut pada harga ETH.
“ETH berisiko tenggelam ke latar belakang, seperti yang kita lihat pada aset lain yang sempat meroket tinggi di siklus 2016/2017 dan 2020/2021. Berbeda dengan Bitcoin, Ethereum belum mencatatkan level tertinggi baru di siklus kali ini; justru, ETH perlu mengalami kenaikan sekitar +87% untuk melampaui level tertingginya pada 2021,” tambah firma riset.
Harga ETH Bisa Jadi Akan Terus Terpuruk
Saat ini, Ethereum diperdagangkan seharga US$2.512, tipis di bawah resistance yang terbentuk di level US$2.582. Analisis harian grafik ETH/USD dari BeInCrypto mengonfirmasi kecenderungan bearish yang sedang membayangi sang king altcoin.
Sebagai contoh, temuan dari indikator moving average convergence/divergence (MACD) mengonfirmasi adanya penurunan permintaan untuk ETH. Garis MACD dari koin ini (biru) berada di bawah garis sinyal (oranye) dan sepertinya siap terjun ke bawah garis nol.
Adapun MACD mengukur tren harga dan momentum aset, serta mengidentifikasi potensi sinyal beli atau jualnya. Ketika setelannya demikian, hal ini menandakan tren bearish di pasar. Juga, ini menjadi indikasi bahwa momentum secara keseluruhan negatif dan aset tengah berada dalam tren turun.
Jika tren ini berlanjut, harga Ethereum kemungkinan akan terperosok menuju support US$2.425. Jika bull gagal mempertahankan level ini, Ethereum bisa terjun lebih jauh ke US$2.116.
Sebaliknya, bila momentum pasar bergeser ke arah positif, maka bisa menyeret harga Ethereum naik melampaui resistance US$2.582. Target kenaikan tertancap di US$2.871 — level yang terakhir kali tercapai bulan Agustus.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi 10X Research seputar nasib masa depan Ethereum (ETH) di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.