CEO Tether Paolo Ardoino baru-baru ini mengungkapkan bahwa perusahaan menyimpan Bitcoin dan emas dalam jumlah substansial sebagai aset cadangan untuk stablecoin USDT.
Pengungkapan ini muncul bersamaan dengan kemajuan Tether dalam mengembangkan software development kit (SDK) AI.
Cadangan Bitcoin dan Emas USDT Tether
Pada tanggal 26 Oktober, CEO UQUID Tran Hung mengungkapkan rincian dari presentasi Ardoino di acara Lugano Plan B baru-baru ini. Ia membeberkan bahwa Tether kini menampung 82.454 BTC dan 42,3 ton emas sebagai bagian dari cadangannya. Ardoino mengonfirmasi hal ini dalam postingan berikutnya di X (sebelumnya Twitter).
“Karena saya melihat banyak kebingungan dalam utas ini, izinkan saya memperjelas bahwa: — Tether memiliki ~US$100 miliar dalam bentuk surat berharga AS. — Ditambah lagi memiliki 82 ribu+ BTC dan 48T+ emas,” ujar Ardoino.
Angka ini menandakan tren peningkatan kuat bagi perusahaan. Dalam laporan atestasi kuartal kedua, Ardoino menyebutkan bahwa cadangan Bitcoin perusahaan berada di kisaran 80.000 BTC. Namun, data dari grafik Bitinfo menunjukkan bahwa Bitcoin wallet publik Tether memiliki saldo 75.354 BTC pada saat itu.
Sepanjang tahun lalu, Tether secara bertahap menambah kepemilikan Bitcoin-nya lewat pembelian kuartalan sebagai bagian dari strategi diversifikasi. Sementara itu, aset cadangan perusahaan tidak hanya mencakup Bitcoin tetapi juga kepemilikan emas yang signifikan, setara kas, dan deposito jangka pendek.
Inisiatif Pengembangan AI
Selain mengungkapkan cadangan, Ardoino juga memaparkan rencana peluncuran software development kit (SDK) AI dari Tether, yang dirancang untuk aplikasi lokal yang berfokus pada privasi dan didukung teknologi peer-to-peer (P2P). SDK ini memungkinkan pengembang untuk menulis kode sekali dan menerapkannya di berbagai perangkat. Mulai dari ponsel berbiaya rendah hingga mainframe canggih, bahkan hingga sistem rumah pintar.
Tak berhenti sampai di situ, SDK ini juga sangat modular, mendukung berbagai model seperti Marian dan Llama, serta menggunakan struktur P2P untuk menyimpan bobot dan data penyetelan dengan aman. Ardoino mengungkapkan bahwa Tether berencana membuat SDK ini menjadi open-source setelah melewati pengujian akhir. Dengan begitu, ini memungkinkan lebih banyak pihak dapat mengakses alat inovatif ini.
“SDK AI dari Tether sangat modular, mendukung semua model (Marian, Llama, …) serta memuat dan menyimpan bobot serta data penyetelan dalam struktur data P2P. [Akan menerapkan] Open source setelah lolos uji,” ucap Ardoino.
Inisiatif ini sejalan dengan upaya terbaru Tether untuk merangkul revolusi AI. Divisi AI baru perusahaan ini bertekad menciptakan model AI multimodal open-source yang bisa mengubah standar industri. Perusahaan stablecoin ini akan membangun model-model inovatif dan mengeksplorasi kemitraan yang mengintegrasikan solusi AI ke dalam produk siap pasar, serta memperluas jangkauan teknologi AI terbuka.
Bagaimana pendapat Anda tentang manuver Tether yang dongkrak cadangan dengan Bitcoin? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.