Rp48,7 Triliun Opsi Bitcoin dan Ethereum Kedaluwarsa 2 Agustus


Pasar kripto kini tengah bersiap menyambut pergerakan signifikan. Sebab, hampir US$3 miliar (Rp48,7 triliun) opsi Bitcoin dan Ethereum akan kedaluwarsa hari ini, Jumat, 2 Agustus 2024.

Dengan jumlah kontrak yang substansial serta titik sakit maksimum yang sudah teridentifikasi, lantas bagaimana opsi yang kedaluwarsa ini akan berdampak pada volatilitas pasar?

Volatilitas Melandai saat Opsi Kripto Utama Mendekati Kedaluwarsa

Menurut data Deribit, sekitar US$2,34 miliar opsi Bitcoin akan kedaluwarsa hari ini. Titik sakit maksimum untuk opsi ini berada di harga US$66.000, disertai dengan rasio put-to-call sebesar 0,58. Kedaluwarsa ini mencakup 36.732 kontrak, yang artinya secara signifikan lebih sedikit dari 61.320 kontrak pekan lalu.

Expiring Bitcoin Options.
Kedaluwarsa Opsi Bitcoin | Sumber: Deribit

Tak ketinggalan, Ethereum akan mengalami kedaluwarsa 183.756 kontrak dengan nilai nosional US$577,2 juta. Titik sakit maksimum untuk kontrak ini adalah US$3.300, dengan rasio put-to-call 0,55.

Expiring Ethereum Options.
Kedaluwarsa Opsi Ethereum | Sumber: Deribit

Titik sakit maksimum di pasar opsi kripto mewakili tingkat harga yang menimbulkan kerugian finansial paling besar bagi holder opsi. Pada saat yang sama, rasio put-to-call menunjukkan prevalensi alias dominasi opsi beli (call) atas opsi jual (put).

Alat perdagangan opsi kripto Greeks.live berbagi beberapa wawasan mengenai opsi yang kedaluwarsa hari ini. Mereka mencatat penurunan nyaris 15% dalam Indeks Dvol dari 62% menjadi 48% sejak pengiriman bulanan Juli. Ini mencerminkan menyusutnya volatilitas pasar secara signifikan. Level volatilitas implisit (implied volatility / IV) saat ini termasuk yang terendah tahun ini, di mana hanya tiga minggu di bawah level saat ini.

Barisan analis Greeks.live menyoroti bahwa volatilitas pasar melandai karena peristiwa penting seperti Konferensi Bitcoin 2024 dan juga rapat FOMC yang telah berjalan lancar. Adapun Adam, seorang analis Greeks.live, mencatat bahwa pasar saat ini kekurangan “titik panas” (hot spot), dan exchange-traded fund (ETF) Ethereum perlu menunggu arus masuk positif yang stabil.

“Tren historis menunjukkan bahwa kuartal ini secara keseluruhan seharusnya lebih optimistis, namun dengan adanya secuil peluang jangka pendek, ini adalah waktu yang tepat untuk membeli sejumlah opsi beli jangka menengah hingga panjang,” sambungnya.

Sebagai pengingat, Bitcoin mengawali bulan Agustus dengan harga US$66.342. Namun kemudian, terjerembab di level US$62.000 selama sesi perdagangan tengah malam waktu Asia hari ini (2/8). Sementara pada saat publikasi, Bitcoin telah stabil bertengger di kitaran US$64.714.

Di sisi lain, Ethereum mencatat penurunan yang lebih tajam. Dari level US$3.317 pada 1 Agustus, kemudian menukik menjadi US$3.097. Beruntung, ETH akhirnya berhasil rebound ke US$3.178 setelahnya.

Secara historis, kedaluwarsa kontrak opsi cenderung memantik pergerakan harga yang tajam. Kendati begitu, aksi harga seperti ini hanya bersifat sementara. Pasar biasanya kembali stabil sesaat setelah itu. Pada intinya, trader perlu tetap waspada, dengan menganalisis indikator teknikal dan sentimen pasar guna menavigasi potensi volatilitas secara efektif.

Bagaimana pendapat Anda tentang opsi BTC dan ETH yang kedaluwarsa ini dan efeknya ke pasar? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *