Namun demikian, angka penjualan global grup pada periode Januari-Juni, termasuk unit pembuat mobil kecil Daihatsu Motor Co. dan anak perusahaan pembuat truk Hino Motors Ltd., turun 4,7 persen dari setahun sebelumnya akibat penghentian produksi yang disebabkan oleh serangkaian skandal kualitas dan penjualan yang lesu di China menurut siaran Kyodo.
Perusahaan pesaingnya dari Jerman, Volkswagen, pada periode yang sama menjual 4,35 juta kendaraan, turun dari 4,37 juta setahun sebelumnya menurut pernyataan perusahaan.
Produksi global grup Toyota menurut perusahaan turun 9,8 persen menjadi 5,07 juta kendaraan dalam enam bulan pertama tahun ini.
Angka penjualan kendaraan domestik grup di Jepang juga turun 32 persen menjadi 823.595 kendaraan karena Daihatsu menghentikan sementara produksi menyusul temuan data uji keselamatan yang dipalsukan.
Setelah menangguhkan produksi di pabriknya pada Desember 2023, spesialis mobil kecil tersebut melanjutkan operasi di semua pabrik perakitan domestik pada awal Mei 2024.
Baca juga: Toyota hentikan penjualan dan pengiriman tiga model kendaraan
Toyota juga menghentikan beberapa produksi kendaraan domestik selama setengah tahun, mengakui bahwa mereka melakukan uji kendaraan dengan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan pemerintah.
Penarikan kembali mobil hibrida populer Prius baru-baru ini juga ikut menurunkan angka penjualannya.
Sementara itu, angka penjualan Toyota di luar Jepang tercatat meningkat 3,1 persen sehingga mencapai rekor 4,34 juta kendaraan berkat permintaan yang kuat di Amerika Utara dan Eropa.
Pembuat mobil itu mencatat peningkatan penjualan 14,6 persen di Amerika Utara untuk merek Toyota dan Lexus karena mobil hibridanya semakin dilihat sebagai alternatif yang lebih baik dibandingkan kendaraan listrik mahal.
Angka penjualan kendaraan Toyota di Eropa tercatat naik 10,2 persen, didorong oleh penjualan yang kuat dari versi hibrida Corolla dan RAV4.
Baca juga: Pangsa pasar Toyota tumbuh meski pasar otomotif lesu
Baca juga: Produksi global Toyota turun karena perang harga di China
Namun, Toyota mengalami kesulitan di China, menghadapi penurunan penjualan 10,8 persen di negara itu.
Perusahaan menghadapi persaingan harga yang semakin intensif karena pembuat mobil lokal China memperluas jajaran kendaraan listrik dengan harga terjangkau.
Pada paruh pertama tahun 2024, Toyota dan Lexus menjual total 4,89 juta kendaraan di dunia serta Daihatsu dan Hino menjual masing-masing 210.910 dan 59.273 unit kendaraan.
Grup Toyota berencana menjual 10,95 juta kendaraan selama satu tahun yang berakhir Maret 2025. Angka itu turun 1,3 persen dari setahun sebelumnya.
Perusahaan pada Mei menyatakan akan memprioritaskan penanganan masalah internal seperti skandal terkait kualitas daripada mengejar volume penjualan pada tahun fiskal ini.
Secara keseluruhan, delapan pembuat mobil besar Jepang selama paruh pertama tahun 2024 menjual total 12,04 juta kendaraan secara global, naik 0,4 persen dari setahun sebelumnya menurut perusahaan-perusahaan tersebut.
Produksi global gabungan mereka selama kurun itu turun 5,5 persen menjadi 11,86 juta unit, antara lain dipengaruhi oleh skandal kecurangan sertifikasi kendaraan dalam industri yang melibatkan Mazda Motor Corp., Honda Motor Co., dan Suzuki Motor Corp., Toyota, dan Daihatsu.
Baca juga: Toyota kantongi 4.245 surat pemesanan kendaraan di GIIAS 2024
Baca juga: Target Toyota dalam pasarkan Rangga bukan dari volume penjualan
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024